BAPPEBTI terbitkan daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan di pasar fisik aset kripto

Kementerian  Perdagangan  melalui Badan  Pengawas  Perdagangan Berjangka  Komoditi  (Bappebti) menerbitkan  Peraturan  Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka Komoditi Nomor 7 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto. Peraturan tersebut diterbitkan dan mulai berlaku pada 17 Desember 2020.

Dengan terbitnya peraturan Bappebti (Perba)tersebut, diharapkan perdagangan fisik aset kripto di Indonesia mampu memberikan kepastian hukum sekaligus perlindungan bagi masyarakat yang bertransaksi fisik aset kriptodi Indonesia,”jelas Kepala Bappebti Sidharta Utama.

Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020 tersebut memuat ketentuan yang mengatur secara teknis tata cara termasuk persyaratan penetapan aset kripto; mekanisme penambahan dan pengurangan jenis  aset  kripto dalam  daftar  aset  kripto  yang  dapat  diperdagangkan  di  pasar  fisik  aset  kripto; sampai  dengan  mekanisme  penyelesaian  kepada  pelanggan  akibat  dari delistingaset  kripto  yang tidak terdaftar dalam perba dimaksud. 

Ada  lima  hal  yang  menjadi pokok  pengaturannya. Pertama,  dasar  penetapan  terhadap  jenisaset kripto yang ada memiliki dua pendekatan, yaitu Pendekatan secara yuridis (melihat peringkat 500 coin  market  cap/CMC)  sesuai  ketentuan Pasal  3  ayat  (2) huruf  c  Perba Nomor  5  Tahun 2019; danpendekatan  penilaian  Analisis  Hierarki  Proses  (AHP)  Bappebti  dengan  tetap  memperhatikan aspek  kemanan; profil  tim  dan  anggota tim  yang  mengembangkan, tata kelola  sistem blockchain, skalabilitas   sistem   blockchain, roadmap yang   menjelaskan   rencana   pengembangan   sistem blockchain yang dapat diverifikasi pencapaiannya, serta nilai standar 6,5.

Kedua,    mekanisme    pengkajian    atau    evaluasi    terhadap    daftar    aset    kripto.    Ketiga,    tata cara/mekanisme delistingaset  kripto  yang  tidak  terdaftar  dalam daftar  aset  kripto  yang  dapat diperdagangkan di pasar fisik aset kripto. Keempat, langkah penyelesaian terhadap pelanggan yang jenis aset kriptonya dicabut dalam daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan di pasar fisik aset kripto.  Kelima,  norma  tambahan  yang  wajib  dilakukan  oleh  pedagang  fisik  aset  kripto  yang memperdagangkan aset kripto yang tidak masuk dalam 500 CMC, namun nilai AHP di bawah atau di atas 6,5.

Dalam regulasi tersebut, Bappebti menetapkan 229 jenis aset kripto yang bisa diperdagangkan di pasar  fisik  aset  kripto.  Dengan  demikian,  wajib  dilakukan delistingjenis  aset  kripto  di  luar  dari jumlah tersebut di atas dengan diikuti dengan kepastian langkah penyelesaian bagi pelanggan,”jelas Sidharta.

Penerbitan  regulasi  tersebut,  lanjut  Sidharta, juga  bertujuan  mencegah  penggunaan  aset  kripto untuk  tujuan  ilegal,  seperti  pencucian  uang,  pendanaan  terorisme,  serta  pengembangan  senjata pemusnah  massal. Hal  itu  sesuai  rekomendasi standar  internasional Financial  Action  Task  Force untuk  melindungi  pelanggan  aset  kripto  serta  memfasilitasi  inovasi  dan  pertumbuhan  aset  kripto di Indonesia. Menurut  Sidharta,  hingga  saat  ini,  perdagangan  pasar  fisik  aset  kripto  terus  meningkat  dan segmentasinya semakin luas. Hal tersebut ditandai dengan naiknya harga koin aset kripto tertentu di pasar fisik aset kripto yang diperdagangkan oleh calon pedagang aset kripto. Salah satunya yaitu Bitcoin. Sejak awal 2020, lonjakan harga Bitcoin telah menguat lebih dari 220 persen. Harga 1 Btc dapat  mencapai  Rp375  juta  sampai  dengan  Rp450  juta.  Awal  tahun  ini,  harga  bitcoin  menembus Rp520   juta  dan   masih   ada   kecenderungan  untuk  terus  naik.   Hal   tersebut mengindikasikan perdagangan fisik aset kripto mulai kembali diminati masyarakat Indonesia.

Penerbitan Perba tersebut merupakan suatu rangkaian dan amanat dari ketentuan Pasal 3 ayat (3) Peraturan  Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi  Nomor  5  Tahun  2019  tentang Ketentuan  Teknis  Penyelenggaraan  Pasar  Fisik  Aset  Kripto  (Crypto  Asset)  di  Bursa  Berjangka. Peraturan  tersebut  telah  diubah  beberapa  kali.  Perubahan terakhir dilakukan  melalui  penerbitan Peraturan  Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi  Nomor  3  Tahun  2020  tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 5 Tahun 2019  tentang Ketentuan  Teknis  Penyelenggaraan  Pasar  Fisik  Aset  Kripto  (Crypto  Asset)  di  Bursa Berjangka.

Peraturan  Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi Nomor  7  Tahun  2020  Tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan diPasar Fisik Aset Kripto dapat diunduh di http://bappebti.go.id/pbk/sk_kep_kepala_bappebti/detail/6655.

Sumber: Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Disunting oleh Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan